Senin, 09 Juni 2008

Sistem Perkuliahan Dan Ujian Al-azhar

Sistem Perkuliahan dan UjianSistem perkuliahan Al-Azhar masih menggunakan sistem pengajian atau ceramah dari para dosen. Dan mahasiswa diperkenankan untuk bertanya sesudahnya. Model diskusi dan presentasi makalah seperti di Indonesia belum banyak dilaksanakan. Kecuali barangkali dalam tataran program S2 dialog lebih terkesan hidup terutama mahasiswa yang diterima relatif lebih sedikit bila dibandingkan dengan program S1.Masalah kehadiran di Al-Azhar tidaklah dianggap suatu kewajiban `administrasi` walaupun ada beberapa mata kuliah yang oleh para dosennya mensyaratkan untuk menghadiri kulaih minimal 75%. Mengapa demikian, karena seandainya seluruh mahasiswa program S1 diwajibkan datang tiap hari sudah barang tentu gedung dan fasilitas sangatlah tidak mencukupi. Terbukti dengan sistem ujian yang `antri` atau gantian, berlainan hari antar tiap tingkatan kelas.
Selain itu setiap mahasiswa Al-Azhar diwajibkan menghafal Al-Qur`an pertahunnya dengan perincian untuk mahasiswa Mesir dan Arab 7,5 juz pertahun dan setiap kenaikan tingkat adapun mahasiswa asing non Arab hanya dibebani 2 juz saja per tahunnya.Perbedaan fakultas ilmy (umum) dan adaby (agama) dalam materi ini; bila setiap mahasiswa agama (adaby) diwajibkan menghafal 7,5 atau 2 juz pertahun maka ditahun terakhir ia akan diuji dari awal sampai akhirnya atau dengan kata lain ujian seluruh Al-Qur`an bagi mahasiswa Arab dan 8 juz bagi mahasiswa non Arab. Adapun di fakultas umum (ilmy) karena materinya yang lebih banyak dan ada ujian praktikum mahasiswa hanya diuji 7,5 juz saja yang dibebankan tahun itu tanpa berhubungan dengan beban tahun sebelumnya.Untuk masalah diktat perkuliahan, materi dan buku ditentukan oleh para para dosen pengajar. Kebanyakan para dosen atau lajnah (panitia) menulis diktat ini utuk dijadikan bimbingan semasa kuliah. Dan materi ujian kebanyakan diambil dari diktat ini. Disamping terkadang mahasiswa dibebani utuk menulis bahts (karya tulis) pendek sesuai denagn mata kuliah (tidak semua mata kuliah).
Masa kuliah di Universitas Al-Azhar semenjak tahun ajaran 1996-1997 dibawah pimpinan rektor Prof. Dr. Ahmad Umar Hasyim, perkuliahan Al-Azhar dibagi menjadi dua semester. semester pertama aktif dimulai pada akhir September dan berakhir pada awal Desember. Ujian semester I ini biasanya dilaksanakan pada bulan Januari.Sedangkan semester II dimulai sejak akhir Februari sampai awal Mei. Adapun ujian semester II ini dilaksanakan pada bulan Juni. Ini untuk program S1. Dan pada program S2 hanya melaksanakan ujian selama sekali yaitu pada bulan Juni dan bila yang bersangkutan gagal diberi kesempatan untuk mengikuti ujian daur tsani (gelombang kedua) pada bulan Agustus.
Namun perlu diketahui Al-Azhar tidak memakai sistem SKS sebagaimana yang dipakai oleh kebanyakan PT atau universitas dunia termasuk Indonesia. Al-Azhar hanya membebani mata kuliah selama setahun dan dibagi menjadi dua smester. Jadi setiap mahasiswa pada semester II tak akan menjumpai mata kuliah yang pernah ia pelajari di semester I.
Ujian semua mata kuliah dilakukan secara tertulis. Plus Al-Qur`an dan mata kuliah tertentu juga diujikan secara lisan sesuai dengan spesialisasi. Khusus mata kuliah Al-Qur`an bila pada ujian I gagal, mahasiswa yang bersangktan diberi kesempatan untuk ikut ujian daur tsani (gelombang kedua) di bulan Agustus. Untuk mata kuliah bahasa asing mahasiswa berhak memilihnya sesuai dengan kecakapn dan keahliannya. Hanya saja kebanyakan mahasiswa memilih bahasa Inggris sebagai pilihan terbanyak kemudian bahasa Perancis.
Dan untuk naik ke tingkat berikutnya mesti lulus ujian di kedua semester tersebut. Hanya boleh meninggalkan mata kuliah maksimal dua, dikenal sebagai mata kuliah takhalluf (tetinggal). Karena bila gagal lebih dari dua mata kuliah sama artinya anda mesti mengulangnya selama setahun.Model soal ujian, Al-Azhar hanya memberikan soal isian (essay). Tidak ada tipe soal B-S atau multiple choice. Kertas jawaban disediakan panitia dan sudah diklip dalam bentuk buku berukuran kuarto sebanyak 12 halaman

Tidak ada komentar: